Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Internasional sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa. Tahun 2025 ini, tema global yang diangkat oleh Mental Health Foundation menekankan pentingnya akses setara terhadap kesehatan mental yang lebih baik untuk semua orang, di semua usia.
Kesehatan mental bukan hanya isu individu, tetapi juga persoalan keluarga dan masyarakat. Anak-anak, remaja, orang tua, hingga para pendidik memiliki tantangan unik yang harus dihadapi. Dengan memahami kebutuhan masing-masing kelompok, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, suportif, dan inklusif.
Fondasi Kesehatan Mental Sejak Dini
Masa kanak-kanak adalah periode emas pertumbuhan. Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang dan rasa aman cenderung memiliki ketahanan mental lebih kuat. Namun, tekanan akademis, kurangnya waktu bermain, atau dinamika keluarga bisa memicu kecemasan bahkan depresi sejak dini.
Peran orang tua sangat penting dengan memberikan dukungan emosional, komunikasi terbuka, serta akses ke aktivitas yang menyehatkan jiwa seperti bermain kreatif, olahraga ringan, dan terapi relaksasi.
Tantangan Identitas dan Tekanan Sosial
Masa remaja seringkali ditandai dengan pencarian jati diri, tekanan dari media sosial, hingga ekspektasi akademik. Menurut riset internasional, angka masalah kesehatan jiwa pada remaja terus meningkat, terutama kecemasan sosial, depresi, dan perilaku menyakiti diri.
Remaja perlu ruang aman untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Orang tua dan guru dapat berperan sebagai pendengar yang aktif, membimbing dengan empati, dan memastikan mereka tahu bahwa mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan.
Stres dan Beban Peran Ganda
Menjadi orang tua di era modern seringkali berarti harus menyeimbangkan pekerjaan, rumah tangga, dan pengasuhan anak. Tekanan finansial, kurangnya dukungan sosial, serta kelelahan emosional dapat memicu stres kronis bahkan burnout pada orang tua.
Penting bagi orang tua untuk merawat dirinya sendiri (self-care), menjaga pola tidur, dan mencari dukungan, baik dari pasangan, keluarga besar, maupun komunitas. Kesehatan mental orang tua yang stabil akan langsung berdampak pada pola asuh yang lebih positif.
Hari Kesehatan Mental Internasional 2025 mengingatkan kita bahwa tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Anak, remaja, orang tua, maupun pendidik membutuhkan dukungan yang nyata: akses layanan kesehatan jiwa, ruang aman untuk berbicara, serta budaya saling peduli di rumah.
Dengan langkah kecil seperti mendengarkan, memahami, dan memberi dukungan kita bisa menciptakan perubahan besar. Mari jadikan 10 Oktober bukan sekadar peringatan, melainkan titik balik menuju masyarakat yang lebih peduli pada kesehatan jiwa.
Kami percaya bahwa kesehatan fisik dan mental berjalan beriringan. Melalui sentuhan lembut terapi pijat bayi, spa anak hingga relaksasi ibu, kami hadir mendampingi keluarga muda menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Yuk, kunjungi Mom n Jo dan rasakan manfaat nyata untuk ketenangan Moms dan keluarga.