alt= bayi jarang pipis

Bagi orang tua baru, popok adalah salah satu “petunjuk kesehatan” paling mudah dibaca. Karena itu, ketika bayi tampak jarang pipis, orang tua biasanya langsung cemas. Apakah bayi cukup ASI? Apakah ia dehidrasi? Atau ini tanda penyakit? Kekhawatiran tersebut sangat wajar, karena frekuensi pipis bayi memang berkaitan erat dengan kecukupan cairan dan kondisi kesehatannya.

Kabar baiknya, tidak semua bayi jarang pipis berarti ada masalah serius. Namun, orang tua perlu tahu kapan kondisi ini masih normal dan kapan harus segera mencari bantuan medis.

Berapa Frekuensi Pipis Normal pada Bayi?

Setiap bayi berbeda, tetapi jumlah ini bisa menjadi acuan awal apakah ia mendapatkan cukup cairan. Frekuensi pipis dipengaruhi oleh usia bayi:

1. Bayi Baru Lahir (0–3 hari). Popok mungkin hanya basah 1–3 kali sehari. Ini normal karena:

  • ASI belum banyak keluar pada hari-hari pertama.
  • Tubuh bayi masih beradaptasi dengan sistem ekskresinya.

2. Bayi Usia 4–6 hari. Frekuensi biasanya meningkat menjadi 4–6 kali sehari, bersamaan dengan meningkatnya produksi ASI.

3. Bayi Usia > 1 minggu. Setelah ASI matang dan aliran stabil, bayi menyusu cukup biasanya pipis 6 kali atau lebih per hari.

alt= bayi jarang pipis

Mengapa Bayi Bisa Jarang Pipis?

Ada beberapa penyebab bayi jarang pipis yang perlu dipahami orang tua:

1. Bayi kurang ASI adalah penyebab paling umum. Hal ini dapat terjadi karena:

  • pelekatan (latch) kurang tepat,
  • ibu belum memahami tanda lapar bayi,
  • produksi ASI masih menyesuaikan,
  • bayi mengantuk dan tidak menyusu efektif.

Tanda bayi kurang ASI:

  • jarang pipis,
  • bibir kering,
  • berat badan tidak naik,
  • bayi tampak lesu atau rewel terus.

2. Dehidrasi atau kekurangan cairan dapat terjadi jika bayi tidak cukup minum, cuaca sangat panas, bayi mengalami diare atau demam. Popok bayi yang dehidrasi biasanya berwarna lebih kuning pekat dan baunya lebih kuat.

3. Bayi tidur panjang. Bayi yang tidur lama kadang melewatkan waktu menyusu. Alhasil, tubuhnya kurang cairan sehingga pipis lebih jarang.

4. Penyakit atau infeksi. Jarang pipis bisa menjadi tanda masalah kesehatan, meskipun lebih jarang ditemukan. Contohnya: infeksi saluran kemih (ISK), gangguan ginjal, infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan cairan tubuh berkurang. Bayi dengan infeksi biasanya juga menunjukkan gejala lain seperti demam, rewel berat, kulit pucat, atau malas menyusu.

5. Suhu lingkungan yang terlalu panas. Bayi mudah kehilangan cairan melalui keringat, sehingga produksi urine berkurang.

Ciri Popok Normal vs Tidak Normal

Popok menjadi indikator apakah si kecil buang air kecil normal atau tidak. Berikut tanda yang dapat Moms lihat.

1. Popok urine yang normal:

  • warna kuning muda hingga bening,
  • jumlah cairan cukup banyak menyerap popok,
  • tidak berbau menyengat.

2. Popok urine yang perlu diwaspadai:

  • sangat kuning atau oranye,
  • sedikit sekali meskipun sudah > 6 jam,
  • bau kuat,
  • terdapat kristal seperti serbuk bata (uric acid crystals).

Kapan Orang Tua Harus Khawatir?

alt= bayi rewel

Segera hubungi tenaga kesehatan jika bayi mengalami:

  1. Tidak pipis lebih dari 6 jam, terutama pada bayi baru lahir atau bayi yang menyusu eksklusif.
  2. Popok hanya basah 1–2 kali dalam 24 jam setelah usia seminggu, ini pertanda bayi tidak cukup cairan.
  3. Muncul tanda dehidrasi seperti: bibir dan mulut kering, mata tampak cekung, kulit kurang elastis, bayi sangat mengantuk atau sangat rewel.
  4. Demam, muntah, atau bayi tampak sakit, jarang pipis ditambah gejala lainnya merupakan kondisi medis perlu dipantau segera.
  5. Berat badan bayi tidak naik sesuai kurva, kekurangan asupan dapat terlihat dari frekuensi pipis yang menurun.

Cara Mengatasi Bayi Jarang Pipis

Popok yang kering berarti bayi dehidrasi, sehingga strategi terbaik untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan asupan cairan dengan cara:

  1. Perbaiki pelekatan (latch) saat menyusui, latch yang benar membuat bayi mampu menghisap lebih banyak ASI. Jika ibu ragu, bantuan konsultan laktasi sangat bermanfaat.
  2. Susui lebih sering, menyusui on demand lebih dianjurkan daripada menunggu jadwal. Rata-rata bayi menyusu 8–12 kali per hari.
  3. Bangunkan bayi jika tidur terlalu lama. Bayi baru lahir sebaiknya tidak tidur lebih dari 3 jam tanpa menyusu, untuk memastikan kecukupan cairan.
  4. Pastikan ibu cukup minum dan beristirahat. Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi tubuh ibu. Ibu yang dehidrasi atau terlalu lelah dapat mengalami penurunan ASI.
  5. Periksa apakah bayi sedang sakit, jika bayi menunjukkan tanda demam, muntah, atau tidak mau menyusu, segera konsultasikan ke tenaga medis.
  6. Pantau warna dan jumlah urine, ini indikator paling cepat untuk mengetahui apakah kondisi bayi membaik setelah perbaikan menyusu.

Bolehkah Memberikan Air Putih pada Bayi?

Tidak boleh.
Bayi usia 0–6 bulan hanya boleh minum ASI atau susu formula. Air putih dapat menyebabkan hiponatremia (kadar garam tubuh menurun), berbahaya untuk ginjal bayi.

Dukungan untuk Ibu Menyusui dan Si Kecil

alt= mengatasi bayi jarang pipis

Bayi yang jarang pipis tidak selalu tanda bahaya tetapi membuat si kecil tidak nyaman, treatment pijat bayi dapat menjadi pilihannya. Teknik pijat tertentu pada area perut bawah dan punggung dapat memberikan stimulasi alami pada kandung kemih. Pijat bayi terbukti membantu:

  • merilekskan sistem saraf,
  • meningkatkan sirkulasi darah,
  • mengurangi ketegangan otot perut,
  • meningkatkan kenyamanan bayi sehingga mudah pipis.

Selain itu, sering kali bayi jarang pipis terjadi karena ibu baru masih beradaptasi dengan menyusui. Dengan dukungan yang tepat melalui edukasi, teknik laktasi yang benar, ASI bisa mengalir lancar dan kebutuhan cairan bayi terpenuhi dengan baik. Mom n Jo menghadirkan pijat laktasi oleh terapis tersertifikasi untuk membantu Moms:

  • melancarkan ASI,
  • mengurangi payudara bengkak,
  • memastikan bayi mendapat cukup asupan.

Ingin perjalanan menyusui lebih nyaman dan percaya diri? Segera jadwalkan sesi perawatan di Mom n Jo sekarang juga. Investasikan kenyamanan Moms untuk memastikan si kecil terhidrasi dengan baik dan tumbuh optimal.